Terakhir update Oktober 2022 dan baru dibuka lagi di pertengahan tahun 2023…
Hello Tika yang katanya mau produktif nulis blog 🫠
Cerita sedikit tentang perkuliahan offline dulu ya karena pada dasarnya memang kuliah offline tahun 2022 gak menarik dan banyak intrik serta konflik.
Dealing with people pleasers is tiring the hell outta me. Belum lagi manusia-manusia yang tidak bisa membedakan mana yang namanya berpendapat dan debat kusir. Padahal titelnya mahasiswa strata 3 tapi cara berpikir tidak jauh beda dari anak SMA.
Tapi karena intrik dan konflik di dunia kerja a.k.a kantor jauh lebih horor dan parah jadinya gak penting juga untuk dibahas apalagi disimpan di memory otak. Your brain gets better things to store anyway.
Tahun 2023 ini diriku mulai berjibaku dengan yang namanya komisi pembimbing, proposal dan ujian-ujian sebelum memulai penelitian. Seperti biasa bukan Ipebeh namanya kalo alurnya gak panjang dan kompleks. Mau protes tapi dari tahun ke tahun memang seperti itu dan karena mahasiswanya bisa menjalaninya jadi tidak ada alasan untuk mengubah tatanan atau sistem yang mungkin dirasa mahasiswa terlalu ribet dan melelahkan.
Penelitian untuk S3 kali ini berhubungan dengan Renewable Energy dari biomassa dengan melihat dampak lingkungan dari emisinya dan menyusun strategi apakah bisa suatu industri dibangun di lokasi yang punya sumber bahan baku melimpah.
Mungkin terdengar ‘simple’ tapi untuk diriku yang S1 dan S2nya beda jauh, gak punya pengetahuan tentang teknik kimia, teknik industri dan teknik lingkungan tentunya penelitian kali ini ngeri-ngeri sedap. Mengutip kalimatnya Mbak Der
“Banyak-banyak doa, Nad.. Biar dipermudah dan diperlancar penelitiannya sampai selesai tepat waktu sesuai jadwal”
Modal awal memang Bismillah, niat dan tekad karena untuk topiknya sendiri menarik untuk diteliti. Cuma metode analisisnya baru dipelajari. Alhamdulillah ketemu dosen-dosen pembimbing yang mau membimbing mahasiswa tanpa background spesifik ini.
Diriku juga butuh orang yang paham tentang analisis kelayakan finansial. Siapa pun yang bise menolong tolong DM diriku, plis 😁
Sidang Komisi, Ujian Kualifikasi Tertulis dan Ujian Kualifikasi Lisan sudah lewat meskipun kurang memuaskan dari segi proses tapi nilai akhirnya lumayan bisa mendongkrak nilai-nilai yang diturunin karena diriku tidak ikut field trip kelas Januari lalu.
Alasannya banyak tapi malas bahas hal gak penting yekan.
Tiap hadir di promosi Doktor, rasanya ingin segera juga menyelesaikan si S3 ini tapi sadar perjalanan masih panjang 🥲
Kebayang sih nanti pas promosi doktor dari keluarga pastinya tidak ada yang hadir. Both my parents are old enough to go traveling, and Dramaga is freaking too far away from anywhere. They have some issues with their health esp legs.
Nomor 1 dan Nomor 2 kemungkinan besar juga gak hadir. Kerjaan mereka di RS tentunya lebih penting dan terutama buat Nomor 2, Tarakan – Bogor itu jauh dan mahal.
Diriku pun belum punya suami, jadi belum bisa kaya orang-orang tiap selesai defense disertasi terbukanya bilang begini,
“Terima kasih sebesar-besarnya kepada istri/suami saya yang memberikan semangat dan dukungan selama studi dan penelitian”
LOL 😆
Hal yang sering dibahas bareng Uchoi karena sampai detik blog ini diketik status kita berdua masih single dan mingle 😉
Mirip waktu wisuda S2 karena gak ada yang hadir akhirnya undangan untuk 2 orang dikasih ke teman seangkatan siapa tau mau nonton seremonialnya dan Alhamdulillah karena mereka hadir akhirnya ada footage pas dipanggil ke depan buat mindahin tali toga dari kiri ke kanan.
Paling nanti endingnya undang Kichy, Mbak Der, Miko sama Mbak Lastri.
Mereka berempat yang selalu mendukung mulai dari proses pendaftaran beasiswa, sekolah, sampai penelitian. Tempat berkeluh kesah terutama kalo lagi minder dan gak pede sama otak sendiri.
Tapi lagi-lagi mengingat lokasi kampus dramaga jauh dari pusat kota jadinya diriku tak terlalu berharap mereka berempat bisa hadir 🥲
Tinggal satu step lagi seminar proposal supaya penelitian ini bisa dimulai. Mana lokasinya di dua tempat jadi mulai sekarang harus berhemat 😆 terutama kulineran, OMG!
Bagian paling sulit.
Kali ini cuma mau cerita sedikit aja tentang progres sekolah. Untuk pertama kalinya juga orang tua ‘concern’ sama sekolah diriku setelah S1 dan S2 mereka beneran DGAF tentang jurusan apa yang diambil, penelitian apa yang mau dikerjakan dan dimana penelitiannya.
Bahas tentang orang tua….
Ceritanya pulang mudik kemarin diriku sempat ngobrol rada serius sama Mamake. Tentunya obrolan seputar pernikahan dan sebagainya.
Jadi diantara kita bertiga yang sudah nikah si nomor 3. Nomor 1 dan 2 belum dan kemungkinan juga yg Nomor 1 bilang tidak.
Bertanyalah diriku,
“Ini misalnya ya Ma, jika pada akhirnya kita berdua gak ada yang nikah gimana? Bukan gak mau ya. Is it okay?”
I was stating a fact, though.
Mengingat umur juga udah tidak muda lagi dan terutama untuk wanita, menikah di usia mendekati kepala 4 itu suatu hal yang sulit terjadi. Kecuali kalo memang jodohnya ketemu di umur segitu dan ketemu orang yang benar-benar bisa saling mengerti. Karena sudah bisa dipastikan goalsnya beda jauh dengan goals ketika menikah di umur masih kepala 2 atau early thirty.
“Gak masalah. Jangan pernah nikah karena dikejar umur atau gara-gara dipaksa orang lain. Malah Mama gak mau semisal nikah malah bermasalah dan pisah atau cerai. Bahkan ya amit-amit sampe ada kadeerte. Jalani aja hidup ini baik-baik, jadi orang baik dan kalo misalnya ditemukan sama jodohnya ya dipikirkan baik-baik”
Jawaban Mamake beneran bikin diriku tersenyum dan happy. Paling penting memang dari Orang tua dulu. When they’re cool with it, bisa dipastikan diriku pun cool juga 😎
Kebanyakan orang malah yang sibuk tanya tentang pernikahan adalah keluarga atau orang tua sendiri. Alhamdulillah paling gak satu hal yang selama ini lumayan membebani jadinya terangkat dan terhempas ke lautan samudera 😌
She also said,
“Kebahagiaan orang tua itu bukan karena anak udah nikah semua atau punya cucu. Tapi lihat kalian sehat dan bahagia menjalani hidup saja sudah cukup. Lainnya itu bonus.”
Untuk diriku yang certified INTP-A, interacting with people or new people ain’t easy. Exhausted malahan. Belum lagi kalo misalnya mood lagi kurang bagus tapi terpaksa interaksi sama orang, biasanya malah kalimat yang keluar kurang enak didengar dan bikin lawan bicara tersinggung. Akhirnya timbul konflik tak terduga berdurasi lama.
Padahal diriku tak ada maksud.
Emang paling bener kalo lagi not in a good mood itu tidur, bukan interaksi sama manusia.
Topik ini sering dibahas bareng sesama teman yang nasibnya sama dengan diriku. 30 something (some of them are already 40) dan belum berkeluarga. Semakin hari semakin banyak pertimbangan, ditambah banyak rumah tangga teman dan keluarga yang gagal pastinya jadi salah satu faktor kenapa komitmen untuk hidup dengan orang lain itu gak mudah. Apalagi kalo masing-masing punya isu yang belum selesai.
Istilahnya unfinished business 😬
Intinya…
Just live your life to the fullest, embrace everything in life even if it is your mistakes, at least you can learn something to be a better person after that.
Be happy myself,
Be genuinely happy 😊